CERAMAH KH SA'DULLAH
Majelis Maulid Wa Ta'lim MIFTAHUL HUDA
Selasa, 01 April 2014
Senin, 31 Maret 2014
Di Masjid Al Munawar – Pancoran
Senin, 24 Maret 2014
الحمد لله والصلاة
والسلام على سيدنا رسول
الله محمد ابن عبد الله
وعلى آله وصحبه ومن والاه
أما بعد الحمد لله
Para habaib, para kiyai, hadirin wal hadirat yang dimuliakan Allah
SWT, barusan kita mendengarkan apa yang disampaikan oleh orang tua kita
Alhabib
Abdurahman bin Abdulqodir Basyurah sebagaimana juga kita telah
mendengarkan ilmu yang luar biasa yang sangat indah yang belum kita
dengar sebelumnya, yang
datangnya dari hati yang paling dalam yang disampaikan oleh kakak
saya, guru saya, senior saya, addai ilallah alhabib Ali bin Abi Bakar
Alhamid yang
mudah-mudahan diberikan keberkahan oleh Allah SWT.
Hadirin yang dimuliakan oleh Allah SWT dari sejak saya kenal alhabib Ali lebih dari hampir dua puluh tahun kurang lebih dari sejak dihadramaut sampai detik ini dan beliau dari sebelumnya sampai detik ini beliau habiskan seluruh hidupnya didalam belajar dan menuntut ilmu, lebih dari tigapuluh tahun usia beliau sudah empat puluh tahun kurang lebih hidupnya seluruhnya beliau curahkan untuk ilmu, mudah-mudahan Allah kasih kebrkahan buat beliau.
Hadirin wal hadirat yang dimuliakan oleh Allah SWT, kemarin kita membahas tentang sunnah-sunnah wudlu yang demikian banyak. Kemarin sudah kita bahas tentang salah satu sunnahnya wudlu adalah do’a ba’da wudlu atau doa setalah wudlu. Dan kita membahas bagaimana disunnahkan do’a tersebut dibaca selesai wudlu menghadap kiblat dengan mengangkat tangan kita dengan tinggi kearah langit sebagimana yang telah diriwayatkan oleh para sahabat Rasulillah Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa salam mereka menyaksikan baginda nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa alihi wa shahbihi wa salam selesai wudlunya mengangkat kedua tangannya حتي يرى بيضاء إبتيه sehingga terlihat putih ketiaknya nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa salam, kemudian beliau berdo’a dan inilah do’a yang beliau ajarkan:
اشهد ان لاّ اله الاّ الله
وحده لاشريك له واشهد انّ
محمداً عبده ورسوله
اللهم اجعلني من
التّوّابين واجعلني من
المتطهّرين واجعلني من
عبادك الصالحين
Dan beberapa riwayat juga ditambahkan:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد
أن لاّ اله الاّ انت
أستغفرك وأتوب إليك اللهم
اجعلني من التّوّابين
واجعلني من المتطهّرين
واجعلني من عبادك
الصالحين
Kemudian setelah itu juga disunnahkan setelah membaca itu do’a
diasunnahkan untuk membaca surat al qodr sebanyak tiga kali, kemudian
setalah itu
membaca ayatul kursi satu kali dan al ikhlash satu kali dan ini
adalah bagian dari sunnah nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa alaihi wa
shahbihi wa salam
setelah wudlu yang mana kemarin kita bahas apabila seseorang rutin
dengan sungguh-sungguh membaca dan menjalankan do’a ini dengan benar
maka
jaminannya insyaallah meninggal dengan khusnul khotimah. Dan
dibukakan baginya pintu surga yang delapan dikatakan masuklah engkau
kedalam surga melalui
pintu yang mana saja. Ini adalah bagian dari pada sunnah nabi
Muhammad Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa salam yang sudah
kita bahas dalam
pertemuan yang lalu. Sebenarnya masih banyak lagi sunnah-sunnah yang
lain cuma disini ada beberapa yang ingin saya sebutkan yaitu ketika
kita berwudlu kita
disunnahkan berwudlu dengan menghadap kearah kiblat, ini adalah
bagian dari pada sunnah nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa alaihi wa
shahbihi wa salam,
karena itu perlu diperhatikan bagi yang ingin membangun mesjid
ketika dia membangun mesjid dia bangun juga tempat wudlu kamar mandi dan
toiletnya ketika
dia bangun hendaknya dia perhatikan menjadikan tempat-tempat wudlu
keran-keran wudlu semuanya itu ditempat ketika orang berwudlu menghadap
arah kiblat,
itulah yang diajarkan oleh nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa alaihi
wa shahbihi wa salam, sebagaimana ketika dia bangun mesjid dia bangun
kamar mandi itu
toiletnya atau WC nya atau tempat jongkoknya hendaknya dia bagun
bagaimana caranya dia tidak menghadap kiblat atau membelakangi kiblat,
itulah yang
diajarkan oleh nabi besar Muhammad Shalallahu alaihi wa alaihi wa
shahbihi wa salam. Kita dapetin mungkin dibeberapa mesjid posisi keran
wudlu membuat
seorang yang berwuldu engga ngadep kiblat, kita tinggal
pintar-pintarnya kita saja bagaimana tubauh kita supaya bisa menghadap
kiblat, sebab ini sunnah
yang sangat penting didalam berwudlu. Demikian pula diantara
sunnah-sunnahnya adalah الجلس duduk ketika berwudlu. Duduk
ketika berwudlu adalah bagian dari sunnahnya nabi Muhammad
Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa salam didalam berwudlu,
kemudian juga ketika berwudlu
dianjurkan untuk tidak berbincang-bincang satu sama lain, engga
boleh wudlu sambil ngobrol, ada orang manggil dia atau ngajak dia
ngobrol diem jangan
diladenin dulu lepas wudlu baru dijawab pertanyaannya, baru
diladenin omongannya, namun saat kita berwudlu kita tidak dianjurkan
untuk tidak berbicara.
Disunnahkan ketika berwudlu kita diam dan membaca do’a-do’a yang
diajarkan didalam saat berwudlu. Kemudian diantara sunnahnya kita
diajarkan
ketika wudlu mengulang tiga kali – tiga kali, dan diantara sunnahnya
juga menjalankannya tiga kali tidak boleh lebih, kalau lebih hukumnya
makruh
kalau kurang juga hukumnya makruh. Didalam riwayat disebutkan
bahwasanya baginda Rasulullah Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa
salam memberikan
contoh kepada para sahabatnya beliau berwudlu, beliau ajarkan
sahabatnya praktek, dan beliau berwudlu mengulang-ulang sebanyak tiga
kali, setelah itu
beliau mengatakan هذا وضوئي ووضوء
الأنبياء من قبلي inilah wudlu-ku dan wudlu para nabi sebelum aku.
Tiga
kali-tiga kali yang diajarkan oleh nabi Muhammad Shalallahu alaihi
wa alaihi wa shahbihi wa salam. Ini adalah sunnah-sunnah nabi Muhammad
Shalallahu alaihi
wa alaihi wa shahbihi wa salam yang bisa saya sebutkan dan
sunnah-sunnah nabi banyak banget tidak terhitung, seperti saya sedbutkan
Al imam Al Qutub Al
habib Hasan bin Abdullah bin Alwy Alhaddad itu kalau beliau berwudlu
terkadang bisa memakan waktu satu jam, bukan karena was-was tapi
wudlunya satu jam
menjalankan seluruh sunnah-sunnah nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa
alaihi wa shahbihi wa salam didalam berwudlu.
Hadirin wal hadirat yang dimuliakan oleh Allah ini semua sudah kita bahas tentang fardu wudlu hal-hal yang wajib dilakukan saat berwudlu dan sunnah-sunnahnya wudlu, tinggal kita praktekkan dan kita jalankan dengan sebaik-baiknya sebab ilmu kalau engga kita jalankan, engga ada bedanya kita sama orang bodoh kecuali satu hukuman bakal orang yang mengetahui ilmu dan engga mengamalkannya lebih berat dari pada orang yang bodoh yang tidak mengetahui ilmunya, sebagaimana yang dinyatakan oleh Imamul Haddad didalam kitab adab sulukil murid.
Hadirin yang dimuliakan oleh Allah SWT, ini semua sudah kita bahas dari awal sampai akhir, namun ada satu hal yang penting, ketika kita menjalankan ini semua fardlu wudlu dan sunnah-sunnahnya nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa salam hendaknya ketika kita menjalankan ini semua yang mendorong kita untuk menjalankan ini semua tiada lain yaitu demi untuk meneladani nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa salam, ini ibaratnya yang kita bicarakan dari awal sampai akhir, ibarat manusia jasadnya, ruhnya apa? Manusia kalau engga ada ruhnya engga beda dengan bangkai, ruh nya apa? Sifat al ubudiyah kepada Allah SWT sifat penghambaan diri kepada Allah, ini kita lakukan semua ini bukan rutinitas bukan hanya kebiasaan begitu saja, tapi inilah kita harus bisa merasakan ini semunya didalam hati kita, kita hadirkan rasa penghambaan diri kita kepada Allah, kita adalah hamba dihadapan Allah, Allah perintahkan ini kepada kita, ya Allah ini sekarang saya jalankan sebagai bentuk penghambaan saya kepada Engkau, dan ini perasaan musti ada didalam hati kita ini adalah jantungnya kita harus merasakan yang kita teladani adalah baginda yang Agung baginda Nabi Besar Muhammad Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa salam, seperti saya bilang kalau cuma sekedar melaksanakan rutinintas kebiasaan, ibaratanya jasad saja tanpa ruh, dan ruhnya adalah keyakinan perasaan didalam hati ketika menjalankan ini semua kita adalah hamba Allah penghambaan al ubudiyah kepada Allah dan peneladanan kepada baginda nabi besar Muhammad Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa salam, ini yang harus diperhatikan wahai saudaraku semua, apabila ruh yang semacam ini ada dihati kita ketika menjalankan ini semua ambil kabar pengaruh dari sunnah-sunnah yang kita jalankan akan terlihat didalam kehidupan kita secara dzohir dan secara batin, pengaruhnya bakal nyata, sebagaimana sudah saya ceritakan Al imam Syafi’i meninggal dunia dibawa jenazahnya sebagai mana wasiat Al Imam Syafi’i sebelum dibawa ke mesjid untuk disholatkan orang-orang Al Imam Syafi’i meminta untuk dibawa kepada rumahnya sayidatina Nafisah, imam Syafi’i pengen sayidatina Nafisah menyolatkan jenazahnya sebelum orang-orang, hingga dibawa jenazahnya Imam Syafi’i disholat sayidatina Nafisah dan dido’akan kemudian dibawa kemesjid untuk dido’akan orang-orang. Lepas itu ucapan sayidah Nafisah pujiannya untuk Imam Syafi’i, siapa yang tidak kenal dengan Imam Syafi’i? ilmunya hingga detik ini tersebar keseluruh penjuru dunia engga ada seorangpun dimuka bumi ini melainkan mengambil keberkahan dari ilmunya Al Imam Syafi’i, sampai beliau sebelum lahir pun sudah disebut oleh nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa salam عالم القريش يملء الطباق الأرض علمه seorang ‘alim dari bangsa Qurais yang akan memenuhi seluruh penjuru dunia dengan ilmunya, Al Imam Syafi’i kata Imam ibin Hambal. Siapa yang kagak kenal tapi itu semua kemulian Imam Syafi’i engga disebut oleh Sayidah Nafisah, Sayidah Nafisah gurunya Al Imam Syafi’i yang membuat Imam Syafi’i jadi semacam itu, seorang wanita dari cucunya Rasulullah Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa salam, apa pujian dari sayidatuna Nafiasah? رحمه الله الشافعى كان يحسن الوضوء semoga Allah merahmati Syafi’i dahulu dimasa hidupnya dia berwudlu dengan bagus dan benar, itu aja pujiannya satu. Wudlu yang bagaimana sampai menjadikan Imam Syafi’i Syafie. Wudlu yang engga cuma jasad saja tapi wudlu jasad dan ruh, wudlu yang benar-benar sempurna seperti Al Imam Ali Zainal Abidin ketika berwudlu mukanya pucat, gemeteran, ketakutan, ditanya; Ya Imam kenapa engkau berwudlu pucat, gemeteran, ketakutan? Apa jawaban Al Imam Ali Zainal Abidin ibni Husain ibni Ali abi Thalib wabna fatimatuzzahra. Beliau bilang engkau bertanya pertanyaan itu kepadaku tidakkah engkau tahu setelah ini aku akan menghadap siapa? Menghadap الله جل جل له وتعلت عظمته ini wudlu yang benar wudlu yang akan membawa pengaruh besar dalam kehidupan kita, satu sunnah dari pada sunnahnya nabi Muhammad kalau kita jalankan dengan benar bakal membawa perubahan yang derastis didalam kehidupan kita, engga cuma dalam kehidupan kita tetapi didalam didalam keadaan umat diseluruh penjuru dunia. Musibah yang menimpa umat karena sunnah-sunnah nabi Muhammad yang terbengkalai yang disepelekan oleh umat islam. Mudah-mudahan dari majlis ini kita bisa menjalankan ajaran nabi Muhammad dengan sebaik-baiknya.
Hadirin yang dimuliakan oleh Allah SWT, pembahasan kita tentang fardlu dan sunnahnya wudlu sampai disini dan insyaallah dalam pertemuan kita yang akan datang kita akan membahas tentang mubtilatul wudlu hal-hal yang membatlkan wudlu, apa saja? Insyaallah akan kita bahas satu persatu dengan terperinci yang mudah-mudahan bisa kita jalankan sebaik-baiknya.
Barusan dibacakan hadits nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa salam dari sahabat Al Barra ibnu Azib, Al barra ibni Azib adalah salah satu sahabat Rasulillah Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa salam, beliau lahir ditahun yang sama dengan kelahiran sahabat Abdullah ibnu Umar ibnu Khatab dan kecintaan beliau kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa salam sangat besar saat itu usia beliau sangat muda sehingga peperangan yang dihadiri oleh Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa salam dan para sahabatnya beliau tidak diperbolehkan untuk hadir karena masih terlallu muda usianya. Hingga disebutkan pertempuran pertama yang beliau hadiri adalah peperangan khondaq, dimana Nabi Muhammad menggali parit yang besar yang panjang demi untuk bertempur dengan orang-orang kafir yang datang dari mekah. Al Imam AtTirmidzi didalam kitabnya Syamail Muhammadiyah banyak meriwayatkan hadits tentang sifat, bentuk fisiknya nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa salam, dan banyak hadits yang dibawakan yang dikutif oleh Al imam AtTirmidzi kembali sanadnya kepada ini sahabat Albarra ibnu Azib sehingga kalau kita baca Assyamail Muhammadiyah karangan Al Imam AtTirmidzi akan kita dapatin selalu nama Al barra ibnu Azib selalu terulang-ulang ketika menyebutkan bentuk fisiknya Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa salam dan harus kita tahu, para sahabat Rasulillah Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa salam mereka semuanya mencintai Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa salam, namun ulama bilang; orang-orang dari pada para sahabat Rasulillah yang meriwayatkan hadits tentang bentuk fisiknya Nabi muhammad Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa salam engga banyak, kenapa demikian? Kita akan dapetin sahabat-sahabat yang meriwayatkan bentuk fisiknya Nabi Muhammad adalah anak-anak kecil dari sahabat-sahabat Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa salam, adapun dari orang tua sedikit dari mereka yang menceritakan tentang bentuk fisiknya Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa salam, kenapa? Kita bakal dapetin riwayat-riwayat hadits yang menceritakan bentuk fisiknya Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa salam kembalinya kepada anak-anak sahabat diantaranya Sayidina Hasan dan Sayidina Husain yang mana ketika Rasul meninggal dunia beliau masih kanak-kanak. Al Hasan wal Husain, Albarra ibin Azib, Abdullah bin Umar dan yang lain-lainnya masih diusia belasan tahun itu waktu, kenapa? Ulama bilang sebab mereka orang-orang tua ketika mereka duduk dihadapan Rasulullah Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa salam engga ada seorangpun yang berani memandang secara langsung yang lama menatap wajah Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa salam sebagai bentuk takdim dan penghormatan mereka yang luar biasa kepada sosok Baginda Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa salam, mereka hanya mampu melihat sekilas dan menundukan kepala mereka dihadapan Rasulillah Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa salam, ini orang-orang tua, beda dengan anak-anak yang masih polos yang masih murni mereka asik dengan Rasulillah Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa salam sehingga dari sinilah ulama bilang sebagian besar dari sahabat yang meriwayatkan bentuk fisiknya Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa salam adalah anak-anak kecil sahabat Rasulillah Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa salam, kenapa? Karena anak-anak kecil mereka masih polos masih bisa melihat adapun mereka orang-orang tua yang berakal tidak berani memandang wajah Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa salam, sampai disebutkan itu para sahabat kalau duduk dihadapan Rasulullah Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa salam disebutkan كأن علي رأوسهم الطير seakan-akan diatas mereka hinggap seekor burung saking khusyunya saking tunduknya dihadapan Rasulillah Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa salam, inilah para sahabat Rasululillah Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa salam, wa sahabat Sayidina Barra ibin Azib yang barusan kita bacakan haditsnya adalah salah seorang sahabat yang banyak meriwayatkan menceritakan bentuk fisiknya nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa salam.
Hadirin yang dimuliakan oleh Allah, hadits yang barusan kita baca AnNabi Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa salam mengajarkan kepada kita tentang adabunNaum, do’a yang dibaca sebelum tidur, AnNabi Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa salam ngajarin kita adab, aturan, tata cara yang kita jalankan sebelum tidur, banyak, panjang lebar, insyaallah akan kita bahas dalam pertemuan yang akan datang, ni waktu sudah tidak memungkinkan, berikut dengan do’a-do’anya alhasil intinya ini do’a yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa salam didalam hadits insyaallah akan kita bahas dalam pertemuan kita yang akan datang. Yang menjalankan ini do’a Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa salam bilang; orang yang membaca ini do’a sebelum tidurnya kemudia datang ajalnya maka dia meninggal dengan keadaan suci khusnulkhotimah. Do’anya singkat, ringkas, padat tapi manfaatnya besar disisi Allah SWT, tinggal kita jalankan tadi sudah dibacakan terus ditangan kita juga ini kertas ditulis disitu do’annya dari haditsnya nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa salam, yang engga dapetin bisa ngelihat dari webset tinggal dijalankan dengan sebaik-baiknya penjelasannya lebih detail lebih terperinci akan kita bahas dalam pertemuan yang akan datang. Mudah-mudahan kita diberikan keberkahan oleh Allah SWT. Namun terus terang ini malam apa yang disampaikan oleh Alhabib Ali bimn Abi bakar Alhamid betul-betul indah betul-betul membawa manfaat mudah-mudahan bisa kita jalankan dengan sebaik-baiknya. Amiin.
Nasihat Kubur:
1). Aku adalah tempat yg paling gelap di antara yg gelap, maka terangilah .. aku dengan TAHAJUD
2). Aku adalah tempat paling sempit, maka luaskanlah aku dengan ber SILATURAHIM . ..
3). Aku adalah tempat yang paling sepi maka ramaikanlah aku dengan banyak membaca AL-QUR'AN.
4). Aku adalah tempatnya binatang2 yang menjijikan maka racunilah ia dengan Amal SEDEKAH,
5). Aku yg menyepitmu hingga hancur bilamana tidak Solat, bebaskan sempitan itu dengan SOLAT
6). Aku adalah tempat utk merendammu dg cairan yg sangat amat sakit,bebaskan rendaman itu dgn PUASA..
7). Aku adalah Munkar & Nakir bertanya, maka Persiapkanlah jawapanmu dengan banyak mengucapkan Kalimah "LAILAHAILALLAH"
Kirim ini semampumu dan seikhlasmu kepada sesama Muslim, sampaikanlah walau hanya pada 1 org..Ketika anda ingin menyebarkan .. ini, lagi2 syaitan pun mencegahnya.
Syaitan berbisik;
"SUdahlaaaaaah tak payah di SEBARKAN, tak penting pun, BUANG MASA saja, tak mungkin akan di baca "...
Sekecil apapun amal ibadah, Allah SWT menghargainya puluhan kali ganda ..
InsyaAllah..
1). Aku adalah tempat yg paling gelap di antara yg gelap, maka terangilah .. aku dengan TAHAJUD
2). Aku adalah tempat paling sempit, maka luaskanlah aku dengan ber SILATURAHIM . ..
3). Aku adalah tempat yang paling sepi maka ramaikanlah aku dengan banyak membaca AL-QUR'AN.
4). Aku adalah tempatnya binatang2 yang menjijikan maka racunilah ia dengan Amal SEDEKAH,
5). Aku yg menyepitmu hingga hancur bilamana tidak Solat, bebaskan sempitan itu dengan SOLAT
6). Aku adalah tempat utk merendammu dg cairan yg sangat amat sakit,bebaskan rendaman itu dgn PUASA..
7). Aku adalah Munkar & Nakir bertanya, maka Persiapkanlah jawapanmu dengan banyak mengucapkan Kalimah "LAILAHAILALLAH"
Kirim ini semampumu dan seikhlasmu kepada sesama Muslim, sampaikanlah walau hanya pada 1 org..Ketika anda ingin menyebarkan .. ini, lagi2 syaitan pun mencegahnya.
Syaitan berbisik;
"SUdahlaaaaaah tak payah di SEBARKAN, tak penting pun, BUANG MASA saja, tak mungkin akan di baca "...
Sekecil apapun amal ibadah, Allah SWT menghargainya puluhan kali ganda ..
InsyaAllah..
Selasa, 25 Maret 2014
Lenyapnya Hikmah dari Pendidikan Shalat
Diasuh oleh:
Dr. Erma Pawitasari, M.Ed
Doktor Pendidikan Islam PKU DDII bekerjasama dengan BAZNAS
Pertanyaan malalui e-mail: redaksi@suara-islam.com
Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh
Ibu Erma, saya mendapatkan kiriman video berisi anak-anak perempuan berhijab dan berseragam sekolah sedang berpesta rokok dan miras di sebuah angkot. Apa yang salah dengan pendidikan agama kita, Bu, sehingga tidak membekas dalam perilaku? Apa yang salah dengan shalat kita sehingga tidak mampu mencegah perbuatan mungkar? Atas jawabannya, saya ucapkan terima kasih.
Wassalam,
Ummu Abdullah – Jakarta
Wa’alaikumussalaam Warahmatullaahi Wabarakaatuh
Terima kasih atas pertanyaan Ummu Abdullah. Semoga Allah memudahkan Ibu dan kita semua dalam mendidik anak-anak kita.
Sesungguhnya pemerintah sudah menyadari adanya gap (jurang pemisah) antara ilmu dengan perilaku keseharian sehingga Kemdikbud mencetuskan Kurikulum 2013 yang disebut juga dengan Kurikulum Berkarakter. Namun, sayangnya, ide besar dan mulia ini tidak diimbangi dengan persiapan yang matang sehingga pada praktiknya pembelajaran sekolah tetap bertumbu pada penjejalan materi. Saya ambil contoh buku Senang Belajar Agama Islam Kelas 4 SD Kurikulum Karakter 2013. Buku ini diterbitkan oleh salah satu penerbit besar di bidang penerbitan buku sekolah. Materi buku ini tidak jauh berbeda dengan buku-buku sebelumnya.
Muatan karakter hanya berupa tempelan sehingga tidak mampu menggerakkan jiwa. Pada pembahasan shalat, isinya sekedar hafalan-hafalan shalat. Latihan soal sekedar menguji hafalan isi buku, seperti: “Membaca doa iftitah dilakukan setelah…” dan “Ada berapakah jumlah rukun salat? Jumlah syarat sah salat, dan sunnahnya salat?” Ada pula soal yang bertentangan dengan prinsip kebersihan. Contoh: “Salah satu makruhnya shalat adalah…” (pilihan ganda, jawabannya adalah meludah).
Kita sudah sering melihat bagaimana anak-anak yang dididik untuk shalat tidak mampu berperilaku sebagaimana shalatnya, namun kita belum mau beranjak dari konsep pendidikan lama yang menekankan pada hafalan materi. Tidak ada soal yang mengajak murid merenungkan makna shalat, seperti: “Apa pendapatmu tentang anak yang rajin shalat namun terkadang masih mencontek?” atau “Apa pendapatmu tentang remaja putri yang menutup aurat ketika shalat namun membuka auratnya di jalan?” atau “Apa pendapatmu tentang anak yang rajin shalat namun masih takut dengan hantu?” Untuk tingkat yang lebih tinggi, misalnya SMP, pertanyaannya disesuaikan menjadi: “Apa pendapatmu tentang seseorang yang menjalankan shalat namun suka berpacaran?” atau “Apa pendapatmu tentang seseorang yang menjalankan shalat namun mau diajak teman ikut pesta miras?”
Mengapa perubahan kurikulum tidak mampu mengubah model pengajaran? Salah satu sebabnya adalah tidak adanya visi dan misi yang jelas pada diri para guru. Banyak guru yang mengajar sekedar sebagai sarana mencari nafkah, kekuasaan, dan gengsi. Akibatnya, guru hanya transfer ilmu. Hanya guru yang berideologi yang akan mampu melakukan perubahan besar.
Pendidikan guru di negara-negara ideologis seperti Amerika Serikat berusaha untuk mengubah cara pandang para guru dari sekedar transfer ilmu ke penyebaran ideologi. Prof. Alan A. Block dari University of Wisconsin mengatakan, “Mengajar adalah untuk menyebarkan pandangan hidup.” Demikian pula dikatakan oleh Prof. Kenneth M. Zeichner, pengajar di University of Washington: “Tugas mendasar dalam pendidikan guru adalah mengembangkan kemampuan calon guru untuk memikirkan perilaku mereka dan menganalisa masalah-masalah moral, etik, dan politik, sebagaimana masalah alat/bahan ajar, sebab kesemuanya itu tidak bisa dilepaskan dari pemikiran & kehidupan sehari-hari mereka.”
Jauh-jauh hari, para ulama Islam sudah menegaskan visi misi ini. Ibn Khaldun mengatakan, “Konsep pendidikan yang terpenting adalah pemahaman fakta, dan Allah adalah fakta yang paling fundamental dan segala eksistensi di dunia ini bergantung padaNya.”
Ibn Sina menegaskan, “Pendidikan harus ditujukan untuk (mendapatkan keridloan) Allah SWT.”
Setiap guru harus memiliki visi misi yang jelas, yakni untuk menyebarkan pandangan hidup Islam, mendekatkan Islam ke hati anak-anak sehingga mereka menjadi insan-insan yang mengagungkan Allah melalui perilaku kesehariannya. Sebuah peribahasa menyatakan:
“Mengajar berhitung hanya memerlukan waktu beberapa bulan, namun mengajar budi pekerti memerlukan waktu bertahun-tahun.” Dalam konteks pendidikan shalat, kita lihat bahwa seorang mu’alaf mempelajari hafalan shalat dalam waktu beberapa hari/minggu saja, namun memahami hikmah shalat itu yang tidak mungkin terjadi tanpa pendidikan berkesinambungan, dari kecil hingga dewasa.
Saya akan berikan beberapa contoh soal yang seharusnya kita berikan pada pembahasan shalat, antara lain:
1. Menurutmu, apa makna sujud dalam shalat kita? – mengajarkan ketundukan kepada Allah.
2. Mengapa Allah mewajibkan kita bersuci sebelum shalat? – mengajarkan konsep kebersihan
3. Bagaimana aplikasi shalat berjamaah dalam konteks kehidupan sosial? – mengajarkan persatuan dan kepemimpinan umat
4. Sebutkan dua contoh perilaku yang bertentangan dengan makna shalat. Jelaskan alasannya. – mengajarkan refleksi perilaku
Demikian yang dapat saya sampaikan dalam tempat yang terbatas ini. Semoga bermanfaat.
Menanamkan Tanggung Jawab kepada Anak
Sikap tanggung jawab sangat penting diajarkan kepada anak, karena kelak akan mempengaruhi kualitas kepribadiannya ketika dewasa nanti, dalam menjalani kehidupannya di masyarakat. Tanggung jawab itu berkaitan dengan menerima konsekuensi dari apa yang telah kita perbuat, atau merupakan suatu keharusan untuk melakukan sesuatu. Seseorang yang bertanggung jawab berarti dapat dipercaya dan diandalkan.
Rasulullah Saw bersabda, “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Imam adalah pemimpin yang akan diminta pertanggungjawaban atas rakyatnya. Seorang suami adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas keluarganya. Seorang istri adalah pemimpin di dalam urusan rumah tangga suaminya, dan akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan rumah tangga tersebut. Seorang pembantu adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya, dan akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan tanggung jawabnya tersebut.” (HR. Al-Bukhari).
Anak perlu ditumbuhkan semangat, keinginan dan kepekaannya untuk bertanggung jawab, bukan dibebani secara terus menerus dengan berbagai tanggung jawab. Tanggung jawab tidak dapat dan tidak boleh dipaksakan kepada anak, karena tidak akan dapat bertahan lama dan kontraproduktif.
Penanaman tanggung jawab pada anak harus dimulai sejak dini, baik sebelum tamyiz (bisa membedakan mana yang berbahaya dan mana yang tidak) maupun setelah tamyiz. Sesuai dengan usia dan perkembangan berbagai keterampilannya (motorik kasar dan halus, berbahasa dan sebagainya).
Jika pada diri anak sudah terbangun sikap tanggung jawab serta rasa bangga mengemban tanggung jawab, maka ia akan mampu melaksanakan berbagai bentuk tanggung jawab yang menjadi kewajibannya.
Tips Menanamkan Rasa Tanggung Jawab pada Anak
Orangtua, terutama ibu, harus sabar dalam membimbing anaknya untuk bertanggung jawab. Ajari anak tanggung jawab secara perlahan-lahan, dengan pembiasaan setiap hari yang sesuai usia dan kemampuannya. Metode kekerasan dapat memojokkan dan menjatuhkan mental anak, sehingga tumbuh menjadi anak yang keras kepala dan kikir. Timbul dampak negatif pada sisi fisik anak, dan menumbuhkan sikap melawan dan agresif pada perilaku anak.
Orang tua memperkaya pengalaman anak dengan sesering mungkin memberi kepercayaan melaksanakan suatu tugas. Anak belajar mengatasi situasi yang mereka hadapi dengan penuh tanggung jawab.
Latihan mulai dari tugas-tugas sederhana yang berkaitan dengan dirinya sendiri. Misalnya: membereskan mainan selesai bermain, makan sendiri, mandi sendiri, membuka dan mengenakan pakaian/celana/sepatu sendiri, melatih anak buang air kecil atau air besar di kamar mandi (Toilet Training), menyimpan barang-barang miliknya, mempersiapkan buku pelajaran sesuai jadwal, mengerjakan PR, berangkat sekolah sendiri, membereskan tempat tidurnya, belajar menabung, memelihara barang-barang miliknya.
Selanjutnya, latihan ditingkatkan dengan tanggung jawab yang lebih tinggi, yaitu tanggung jawab terhadap keluarga. Misalnya: membantu ibu menjaga kebersihan dan kerapihan rumah, menjaga nama baik keluarga, mengajak adik bermain.
Beri kesempatan kepada anak untuk berinisiatif melakukan berbagai pekerjaan dan aktivitas sendiri, dan biarkan anak belajar dari kesalahan – kesalahan. Ruang gerak anak tidak dibatasi, sehingga anak berpeluang untuk berkembang dan produktif.
Ajarkan anak agar bisa membagi waktu untuk menyeimbangkan antara hak dan kewajiban. Anak bisa memahami kapan waktunya bermain, sholat, sekolah, makan, mandi, tidur, mengaji, dan lain-lain.
Ayah harus sejalan dengan apa yang ibu lakukan pada anaknya, sehingga anak tidak bingung dan mendapat figur yang tepat untuk ditiru. Orang tua perlu mengetahui perkembangan fisik dan psikis anak, sehingga dapat menentukan cara yang tepat untuk melatih rasa tanggung jawab.
Orangtua menjadi model yang pertama dan paling berpengaruh bagi anak untuk memberi pengarahan dan contoh yang baik. Bukan hanya menyuruh saja tanpa bimbingan. Anak belajar dengan meniru apa yang biasa ia lihat sehari-hari. Jika fondasi lingkungan keluarga sudah kuat, maka anak akan dapat mengembangkan tanggung jawabnya terhadap masyarakat.
Orang tua harus membentuk lingkungan yang kondusif, sehingga anak dibiasakan berada dalam lingkungan yang positif. Anak harus dijauhkan dari budaya hura-hura yang tidak bertanggungjawab, seperti hedonisme (gaya hidup yang mengagungkan kenikmatan duniawi semata).
Orang tua mengkomunikasikan tujuan serta manfaat ketika menyuruh anak melakukan sesuatu. Orang tua terus mengasah keterampilan gaya komunikasinya agar bisa memotivasi anak. Bina hubungan erat orang tua dan anak. Seringlah mendiskusikan masalah yang berkaitan dengan tanggung jawab.
Orangtua harus berperan sebagai pendidik bukan hanya pengajar. Bukan hanya menyampaikan materi atau transfer ilmu, tetapi transformasi pengetahuan. Yaitu mengubah perilaku anak, baik intelektualnya, perkembangan dan stabilitas emosionalnya, sampai spiritualnya.
Orangtua tidak over protektif, karena anak akan hidup dalam bayang-bayang keinginan orangtuanya. Anak tidak bahagia, bahkan sangat tersiksa, dengan apa yang dijalaninya. Hal ini dapat menghambat proses tumbuh kembang sang anak menuju kedewasaannya.
Beri anak kesempatan untuk menentukan pilihannya, sehingga anak belajar menimbang dan mengambil keputusan tanpa tergantung orang lain. Contoh memilih baju atau buku.
Berikan penghargaan (misalnya pujian) yang sewajarnya kepada anak bila ia berhasil menyelesaikan tanggung jawabnya dengan baik. Orangtua tidak hanya menghargai hasil akhir dari usaha anak, namun juga proses mental yang dilalui anak. Sehingga anak merasa dipahami.
Beri hukuman yang terkontrol dan proporsional ketika anak tidak bertanggung jawab. Orangtua tidak harus marah, tetapi cukup dengan memberi tahukan kepada anak bahwa tindakannya yang tidak bertanggungjawab itu membuat orangtua kecewa.
Tanggung Jawab Seorang Muslim
Puncak tanggung jawab seorang muslim adalah ketaatan kepada Allah Swt, dengan melaksanakan syariat Islam. Anak yang bertanggung jawab, jika melakukan perbuatan dosa akan mengakui kesalahannya, memohon ampun kepada Allah, meminta maaf kepada manusia, dan tidak akan mengulanginya lagi.
Nabi Saw kepada Hasan bin Ali dalam hadits: “Dari Abu Huroiroh ra, ia berkata: ‘Hasan bin ‘Ali ra mengambil sebiji kurma dari kurma zakat, lalu ia memasukkannya ke dalam mulutnya. Rasulullah Saw bersabda: ‘Kih! Kih! (keluarkanlah dan) buanglah kurma itu! Tidakkah engkau mengetahui bahwa kita tidak boleh memakan barang zakat?’” (HR Bukhari dan Muslim). Rasulullah Saw telah mendidik anak yang masih sangat kecil tentang makanan yang halal dan haram baginya. Persoalan halal dan haram merupakan perkara yang sangat penting, karena akan dipertanggungjawabkan di akhirat nanti.
Dari ‘Abdullah bin Busr Ash-Shahabi Ra ia berkata: “Ibu saya pernah mengutus saya ke tempat Rasulullah Saw untuk memberikan setandan buah anggur. Akan tetapi, sebelum saya sampai kepada beliau saya makan (buah itu) sebagian. Ketika saya tiba di rumah Rasulullah, beliau menjewer telinga saya seraya bersabda: ‘Wahai anak yang tidak amanah’.” (HR Ibnu Sunni)
Rasulullah Saw bersabda: “Perintahkanlah anak-anak untuk mendirikan sholat ketika dia berumur tujuh tahun. Dan ketika dia telah berumur sepuluh tahun, maka pukullah dia kalau dia meninggalkan sholat.” (HR Abu Daud)
Muslim yang bertanggung jawab berdasarkan Al Qur’an dan Hadits Nabi, akan mampu menjadi pemimpin dunia. Ia akan mengajak umat manusia melaksanakan syariat Islam, agar selamat di dunia dan di akhirat.
[Ummu Hafizh]
Abu Darda’ : Kesederhanaan dan Kezuhudannya
Suatu hari hati dan pikirannya terbuka untuk menerima Islam. Ia pergi menjumpai Rasulullah Saw, di hadapan baginda ia masuk Islam. Setelah itu ia mengetahui bahawa ada sesuatu perdagangan yang tidak akan rugi, iaitu perniagaan dengan modal iman, akidah dan jihad. Maka Abu Darda’ memutuskan untuk menggunakan segenap fikiran, jiwa dan umurnya demi perniagaan di jalan Allah.
Abu Darda’ tidak meninggalkan kehidupan duniawi sama sekali, tapi ia juga tidak melalaikan ibadah. Ia mampu menggabungkan antara perdagangan duniawi dengan ibadah. Antara dunia dengan akhirat. Antara muamalah yang benar dengan sesama manusia dan hubungan yang benar kepada Allah. Antara mengambil bahagian dari kehidupannya di dunia dengan bahagian kehidupannya di akhirat.
Ia menganggap bahawa berzikir kepada Allah, takwa, dan ibadah kepada-Nya itu lebih berharga daripada segala sesuatu yang di bumi baik yang berupa harta mahupun kesenangan lainnya. Tingkat takwa dan waraknya mencapai peringkat orang-orang yang suci lagi soleh. Kadang kala ia duduk berdiam diri. Apabila seseorang bertanya: “Untuk apa berdiam diri, hai Abu Darda’?” Jawabnya: “Berfikir satu saat itu lebih baik daripada ibadah sepanjang malam.” Ertinya Abu Darda’ yang ahli ibadah dan hidup zuhud ini sedang memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi, memperhatikan keindahan ciptaan Allah.
Ia tidak mencari harta kecuali sekadar mencukupi keperluan makan dan pakaian keluarganya secara sederhana. Seringkali ia menyampaikan ideanya kepada para sahabatnya. Ia berkata: “Mahukah engkau aku beritahukan sebaik-baik perbuatan yang paling suci di sisi Tuhan, yang boleh mengangkat darjat lebih tinggi daripada engkau memerangi musuh dan yang lebih baik dari banyaknya dirham dan harta? Itulah zikir kepada Allah. Sungguh zikir kepada Allah adalah amalan yang paling besar.”
Bagi Abu Darda’, zikir kepada Allah merupakan amalan yang paling utama dibanding yang lain. Manisnya iman telah menguasai segenap perasaan dan memenuhi hatinya. Baginya dunia ini hanya perkara kecil dan segala yang ada di dalamnya berupa kesenangan tidak boleh disamakan dengan nikmatnya ber-taqarrub kepada Allah meskipun sejenak. Abu Darda’ menggambarkan kesenangan duniawi yang bakal punah ini dalam salah satu surat yang ia kirimkan kepada salah seorang sahabatnya.
Ia berkata: “Adapun setelah itu, tidak ada ertinya bagi orang yang bermegah dengan kehidupan duniawi. Harta itu telah beredar pada orang lain sebelummu, lalu kepada orang lain sesudahmu. Engkau tidak memilikinya kecuali apa yang sedang engkau hadapi. Selanjutnya bagi orang yang mengumpulkan harta agar dapat diwariskan kepada anakmu, maka sebenarnya engkau mengumpulkan harta itu untuk dua kemungkinan. Mungkin untuk anak soleh yang beramal di jalan ketaatan kepada Allah lalu berbahagia dengan pemberianmu, atau untuk anak derhaka yang beramal di jalan kemaksiatan. Maka sia-sialah harta yang engkau kumpulkan itu, kerananya percayalah bahawa Allah akan memberi rezeki kepada mereka dan selamatkanlah dirimu.”
Begitulah pandangan Abu Darda’ terhadap harta benda. Ia menasihati sahabatnya agar tidak hanya sibuk mengumpulkan harta benda dan perhatian yang hanya mengarah pada masalah itu. Sebab apa yang ia kumpulkan dan dihitung-hitung itu akan ditinggalkan, mungkin kepada anak yang soleh, sehingga boleh dinikmati, mungkin pula pada anak derhaka, sehingga dibelanjakan di jalan yang dimurkai Allah. Manusia seharusnya berusaha dan berjuang di muka bumi ini tanpa melalaikan ibadah dan merenungkan keindahan ciptaan Allah.
Di samping Abu Darda’ meninggalkan kemewahan duniawi, tidak mengambilnya kecuali sekadar mengisi perutnya, ia juga menolak puterinya bermegah-megah dengan harta kekayaan di dunia ini. Kehidupan zuhud yang ia tempuh sejak masuk Islam telah terbiasa bagi keluarganya. Ia menolak jika hatinya dipengaruhi oleh kesenangan duniawi, seperti halnya ia menolak jika hal itu terjadi pada puterinya.
Maka ketika Yazid Ibn Muawiyah yang banyak harta dan berkuasa, melamarnya. Abu Darda’ yang hidup zuhud dan miskin menolak mengahwinkan puterinya dengan Yazid, si kaya yang berkuasa. Mengapa? Sebab ia tidak ingin puterinya sibuk dengan urusan duniawi jika nantinya ia tinggal di istana Bani Umaiyah. Ia menghendaki puterinya seperti dirinya sendiri yang takwa, wara’, penuh iman dan akidah.
Sebahagian sahabatnya bertanya, “Kenapa puterimu tidak engkau kawinkan dengan Yazid?” Jawabnya: “Bagaimana pendapatmu nanti kepadaku’, jika puteriku kelak hidup di istana, dilayani oleh dayang-dayang dan perhiasan istana, lalu pada saat itu cinta pada agamanya menjadi lenyap?”
Pada saat pemuda dari kalangan kaum miskin datang kepadanya, meminang puterinya, tanpa ragu-ragu lagi Abu Darda’ menerimanya untuk dikahwinkan. Sebab jalan lurus yang ia tempuh tidak menghendaki puterinya melangkah ke jalan yang salah. Dengan cara hidup lurus seperti zuhud, hidup sederhana dan meninggalkan kesenangan duniawi itulah Abu Darda’ hidup. Seorang yang sejak masuk Islamnya telah meninggalkan perniagaan atau jual beli yang boleh melalaikannya dari berzikir kepada Allah.
Suatu hari para sahabatnya mendengar ia berdoa dengan hikmat: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hati yang selalu berangan-angan kepada kehidupan duniawi.”
Abu Darda’ tidak menghendaki sama sekali terhadap kesenangan duniawi dan kehidupan mewah. Hal ini nampak ketika Utsman Ibn Affan menunjuknya menjadi hakim di Syam dengan maksud mengalihkan perhatian masyarakat Islam dari cinta dunia kepada cinta akhirat. Utsman Ibn Affan melihat bahawa masyarakat Islam tersebut mulai tenggelam dalam kemewahan dan jatuh dalam kemegahan.
Kerananya Abu Darda’ mengundang penduduk Syam untuk berkumpul di masjid seraya berucap: “Hai penduduk Syam, engkau sekalian adalah saudara seagama bagi kami. Tetangga dengan rumah kami dan telah menolong dari serangan musuh. Namun aku lihat engkau suka mengumpulkan harta, membangun sesuatu yang tidak boleh tetap dan mengangan-angankan sesuatu yang tidak mungkin tercapai. Orang-orang sebelum engkau mengumpulkan harta yang bakal mereka tinggalkan, berangan yang bukan-bukan dan membangun rumah-rumah yang tinggi, lalu yang mereka kumpulkan itu menjadi binasa. Angan-angannya kosong belaka dan rumah-rumahnya menjadi perkuburan. Itulah kaum Ad. Mereka memenuhi tempat antara Ad sampai Yaman dengan banyaknya harta dan anak. Adakah orang yang akan membeli peninggalan keluarga Ad seharga 2 dirham dariku?”
Abu Darda’ menghendaki agar kaum muslimin memancarkan jiwa hidup sederhana dan zuhud, sehingga gemerlapnya dunia tidak sampai menipunya lalu meninggalkan beribadah kepada Allah.
Di samping Abu Darda’ memiliki hati yang memancarkan makna ibadah, fikirannya juga memancarkan makna ilmu. Ia memahami ajaran agama Islam, selalu mencari kebenaran, berusaha mencapai hakikat dan tiap hari makin bertambah pemahamannya terhadap Al-Quran dan sunah Rasul-Nya. Dalam hal ini ia berkata: “Engkau tidak boleh menjadi takwa sebelum berilmu. Sedang ilmu itu tidak sempurna tanpa amal.”
Abu Darda’, si alim yang mengamalkan ilmunya, si zahid dan tekun beribadah kepada Allah itu sepanjang hidupnya berjalan di jalan Allah, sampai riwayatnya berakhir di tanah Mesir. Tubuhnya bersemayam di suatu makam di kota Iskandariah setelah Allah menempatkan posisinya dalam kelompok orang-orang yang soleh.
[Bernard Abdul Jabbar]
Langganan:
Postingan (Atom)